Pemerintah Kabupaten Kaimana bersama seluruh elemen masyarakat akhirnya menyelesaikan rangkaian kegiatan hari ulang tahun ke-20 Kabupaten Kaimana. Malam puncak kegiatan itu dihadiri ribuan masyarakat di Sadion Triton, Kaimana Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, Bupati Kaimana Freddy Thie memberikan pidato reflektif yang bermuatan wawasan kebangsaan yang kuat mengenai aspek sosio-kultur Kaimana yang memiliki keragaman Suku, Agama, Ras, dan antar Budaya. Pria dengan sapaan Kaibus itu menyadari keragaman sebagai sebuah anugerah Tuhan yang harus terus dirawat dan dilestarikan.
“Di balik keindahan keragaman daerah kita, terdapat satu simpul yang menghubungkan kita semua yaitu toleransi. Toleransi adalah sebuah prinsip filosofis yang melampaui perbedaan kita”, tuturnya di malam puncak HUT ke-20 Kaimana pada Minggu (11/06/2023) malam.
Menurut Freddy Thie, secara demografi penduduk Kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia.
“Suku asli Papua yang berada di Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambrauw, Miereh, Mairasi, Irarutu, Koiwai, Oburau, Madewana, dan Kuri. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, Madura dan asal Maluku seperti Ambon, Kei, Tual, dan Dobo,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Bupati Freddy Thie, persentasi pemeluk agama di Kabupaten Kaimana terlihat cukup beragam yakni Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha.
“Toleransi ini adalah landasan utama bagi harmoni dan kerukunan di tengah-tengah kita. Ketika kita mempraktikkan toleransi, kita membuka pintu bagi keragaman untuk tumbuh dan berkembang,” ucap Freddy.
Mengingat pentingnya sikap toleransi terhadap keragaman yang dimiliki Kaimana, Freddy Thie menilai hal itu menjadi kekuatan besar yang bisa menjadi pendorong kemajuan daerah. Atas dasar toleransi itu pula, ia berpandangan berbagai kebijakan pembangunan daerah menjadi inklusif dan berkelanjutan.
Freddy Thie pun tidak henti-hentinya mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mengabaikan perbedaan yang ada di Kaimana, melainkan harus belajar saling menghargai, menghormati, dan bekerja sama dengan bahu-membahu.
“Inilah inti dari semangat persatuan kita sebagai sebuah daerah. Dalam perbedaan, terdapat keunikan. Dalam keragaman, terdapat kekuatan. Mari kita tinggalkan perbedaan yang tidak penting dan fokus pada visi bersama kita, yaitu Kaimana yang Maju, Adil dan Sejahtera,” imbuhnya.