Langkawi, 19 Juni 2025 – Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai motor penggerak inovasi, inklusi, dan ketahanan kawasan dalam Forum Menteri Pendidikan Tinggi ASEAN di Langkawi, Malaysia.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, menyampaikan bahwa sistem pendidikan tinggi perlu bertransformasi untuk menjawab tantangan global, seperti disrupsi teknologi, krisis iklim, dan ketidakpastian geopolitik.
Sebagai bagian dari kontribusi Indonesia, Wamen Fauzan memperkenalkan program strategis nasional “Diktisaintek Berdampak” yang bertujuan memperkuat sinergi antara kampus, industri, dan komunitas lokal. Program ini difokuskan pada pengembangan keterampilan digital, riset terapan, serta kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan masa depan.
“Pendidikan tinggi tidak boleh hanya mengejar pencapaian akademik. Ia harus relevan, berdampak, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan pasar kerja masa depan,” ujar Fauzan.
Inisiatif ini selaras dengan arahan Presiden RI dalam Asta Cita, yang menempatkan pengembangan sumber daya manusia dan pemerataan akses pendidikan sebagai prioritas nasional. Pemerintah menargetkan peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi dari 32% pada 2024 menjadi 38,04% pada 2029.
Dalam rangka memperkuat kolaborasi bilateral, Wamen Fauzan juga melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia untuk memfinalisasi naskah kerja sama antar kedua negara