Korp Brimob Polri Kunjungi Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah di Jombang untuk Jalin Silaturahmi

oleh

Jombang, Jawa Timur – Guna meningkatkan rasa nasionalisme dalam lingkungan pesantren, sekaligus dalam upaya penanganan Pemeliharaan Ketertiban dan Keamanan Masyarakat (Harkamtibmas) wilayah Polda Jawa Timur wabil khusus Polres jombang.

Wadansat Intel Korp Brimob Polri AKBP Danu Windarto bersama rombongan melakukan kunjungan giat supervisi dengan team Supervisi dari Mako Korp Brimob Polri ke Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah, Jalan Raya Desa Lokari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, Hari Selasa (19/7/ 2022).

Wadansat Intel Korp Brimob Polri AKBP Danu Windarto menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan oleh pihak Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah.

“Kami dan rombongan berterima kasih banyak karena sudah diterima baik oleh semua keluarga besar Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah, kususnya bapak-bapak yang hadir di Gedung ini,” kata Danu

Menurut Danu, tujuan rombongannya berkunjung hanya ingin bersilahturahmi dan ingin tau apakah situasi kamtibmas di Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah sudah berjalan seperti biasanya, ataukah  masih ada halangan.

“Dan ternyata kami baru melewati gerbang dan melihat gedung sekolahan sudah ada adek-adek kita yang lagi belajar dan alhamdulilah semua berjalan seperti biasanya,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Shidqiah (DPP Orshid) Joko Herwanto menyambut baik kedatangan rombongan di Gedung Orshid ( Organisasi Shidiqiah).

“Alhamdulilah kita masih diberi kesehatan dan dipertemukan untuk hadir, kami atas nama pesantren menyampaikan selamat datang dan kami juga merasa senang bertemu dengan rekan-rekan semua. Semoga silahturahmi ini terjaga dengan baik meskipun di Ponpes Shidiqiah ini ada konflik yang sebenarnya konflik internal yang menjadi isu besar”, ucap Joko

Adapun Pesantren Shidiqiah ini  bediri dari tahun 1950-an, berawal dari Thoreqoh yang dipelajari Kh. Mucthar Muq’ti sampai menjadi Mursid dan mendirikan pesantren. Seiring dengan perkembangan pembangunan yayasan pada Tahun 1973, perkembangan pesantren cukuplah pesat.

“Karena di samping mendirikan pesantren,  juga mendirikan Sekolah. Sebelum pemerintah mempunyai progam wajib sekolah 12 tahun di Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah yang digagas oleh Kh. Mucthar Muq’ti sudah menerapkan wajib sekolah 12 tahun,” jelasnya.

Joko menambahkan bahwa setiap tahunnya pada peringatan 17 Agustus Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah membangun rumah bagi orang kurang mampu. Karena di pesantren diajarkan hidup sosial dan menyebarkan kebaikan kepada setiap umat manusia dengan tidak memandang suku , ras, dan agama ataupun yang lain, dimana saat ini ada 1.600 rumah yang dibangun di seluruh Indonesia.

“Dengan mempelajari Thoreqoh Shiddiqiyah, bernagi melalui  program 17 Agustus pada setiap tahunnya  bagi masyarakat yang kurang mampu, akan mendidik para santri menjadi hamba-hamba  yang pandai bersyukur. Untuk  progam cinta tanah air merupakan  progam dari mbah Yai ( Kh. Muctar Muq’ti ), untuk lebih cinta kepada bangsa dan negara maka di dalam Ponpes Majmaal Bahrain Shiddiqiyah didirikan Monumen Cinta Tanah Air agar di dalam hati santri tertanam cinta tanah air,” tambahnya.

Terkait Orgnanisasi Shidiqiah ada 27 Provinsi di Indonesia dga an tdi luar negeri (Singapura, Malaysia, dan  Philipina).

“Berbicara beberapa waktu kemarin, dimana kami menyadari saat  dinamika di lapangan ada sedikit salah paham yang mengakibatkan gesekan kecil, namun kami sebagai pengurus organisasi tidak memberikan statement keluar, karena dikhawatirkan adanya media yang malah akan memperkeruh suasana,” tandas Joko.

Perihal pokok permasalahan sebenarnya dari keluarga yang sudah melenceng dari ajaran Shidqah atau ada “penumpang gelap”, pihaknya menduga semua bermain di belakang konflik ini. “Kami hanya bersabar menjalani semua ini dan Mbah Yai ( Kh. Muctar Muq’ti) 2 tahun yang lalu jatuh sakit dan sampai sekarang tidak bisa lepas dari kursi roda. Akan tetapi, semangat cinta tanah air tetap di gelorakan disetiap beliau mengisi tauziah,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Kushartono  dari Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTAI), menurutnya tentang kurikulum modul Cinta Tanah Air sampai sekarang masih ditetapkan di Ponpes tersebut.

“Santri kami pernah ditugaskan oleh Bapak Kapolri Untuk memberikan bimbingan kepada adek-adek kita di Papua dalam menanamkan Cinta Tanah Air. Alhamdulilah, sebanyak 250 pemuda yang mengikuti bimbingan Cinta Tanah Air, semuanya keterima menjadi Bintara Polri yang mengabdi untuk negeri ini,” t Kushap Kushartono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.