Jiwa leadership dari seorang Freddy Thie, Bupati Kabupaten Kaimana kerap menjadi perbincangan bagi masyarakatnya. Capaian atas program dan kebijakan di Pemda khususnya di sektor pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Hal itu ia buktikan dengan mewujudkan program beasiswa melalui APBD untuk pendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Tahun ini, puluhan calon mahasiswa asal Kabupaten Kaimana mendapatkan program beasiswa untuk menempuh perkuliahan di beberapa perguruan tinggi di pulau Jawa, salah satunya di kampus Institute Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Pekalongan.
“Saya sangat fokus pada sektor pendidikan. Program kita (Pemda Kaimana) wajib belajar 12 tahun gratis ditanggung oleh Pemda serta untuk mahasiswa ada bantuan semester, studi akhir dan bantuan studi langka,” tuturnya di kampus ITS NU Pekalongan pada Rabu (30/08/2023).
Bupati Freddy Thie dapam kunjungannya bersama sejumlah pejabat Forkopimda disambut langsung oleh Rektor ITS NU Pekalongan Dr. Haryadi, M.Sc dan sejumlah civitas akademik serta jajaran Pemda Pekalongan. Kunjungan itu dalam rangka mengantar sekaligus serah terima calon mahasiswa asal Kaimana yang akan melanjutkan studi kampus tersebut.
Kepada Rektor ITS NU Pekalongan, Bupati Kaimana menjelaskan bahwa tujuan fokus di sektor pendidikan untuk penguatan sumber daya manusia.
“Saya berharap anak-anak juga bisa beradaptasi dan bisa menyesuaikan diri dengan kultur sosial dan budaya yang ada di sini (Pekalongan),” ungkapnya.
Menurut Freddy Thie, kultur orang Jawa khususnya Pekalongan dan Papua tentu berbeda. Ia kemudian menitipkan pesan kepada mahasiswa asal Kaimana untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Tahun-tahun awal memang sulit tetapi itulah konsekuensi sebagai makhluk sosial. Olehnya itu, harapannya calon mahasiswa asal Kaimana bisa berbaur dan menyesuaikannya,” jelasnya.
Bupati Freddy Thie juga menitipkan calon mahasiswa asal Kaimana kepada Pemda Pekalongan agar bisa menganggap mereka sebagai anak-anak Pekalongan. Freddy Thie layaknya seorang ayah yang menaruh perhatian besar kepada generasi emas Kaimana.
“Anggaplah mereka anak-anak Kaimana ini sebagaimana anak-anak Pekalongan juga. Jika ada nakal-nakalnya, saya minta jangan ditendang, tetapi dijewer saja. Sebagai pembelajaran buat mereka”, tuturnya.