Pihak Umar Kei Klarifikasi Dugaan Penganiayaan: Saya Pastikan Itu Hoaks, Begini Kronologi Lengkapnya

oleh

Beredar informasi di pemberitaan media dan media sosial mencatut nama Umar Kei dan rombongannya diduga melakukan penganiayaan terhadap Arif Rahman, Staf Khusus Arjad Rasjid di Kantor Menara Kadin, Jakarta pada Senin malam (16/9/2024).

Menanggapi pemberitaan tersebut, Abdul Fatah Pasolo selaku kuasa hukum Umar Kei menegaskan informasi yang beredar tidak benar atau hoaks. Fatah memastikan kliennya sama sekali tidak melakukan penganiayaan sebagaimana yang ramai di publik.

“Saya mengklarifikasi terkait apa yang disampaikan Pak Arif Rahman di pemberitaan media bahwa beliau dipukul oleh bang Umar Kei, saya tegaskan bahwa itu hoaks. Kita hargai apa yang beliau sampaikan, itu hak beliau, tinggal nanti berproses secara hukum. Tapi saya tegaskan itu hoax, bang Umar tidak sedikit pun menyentuh beliau,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Menurut Fatah, kejadian yang sebenarnya terjadi adalah insiden ribut ringan atau hanya sekedar adu mulut dan salah paham. Hal itu, kata Fatah, masih dalam taraf normal. Namun, Arif Rahman dalam pemberitaan media justru menyampaikan Umar Kei melakukan penganiayaan.

“Karena kalau bang Umar niat untuk menganiaya beliau sejak peristiwa itu terjadi sampai bubar dari gedung (Menara Kadin) itu, Pak Arif Rahman berada bersama dengan bang Umar di ruang meeting. Jadi logikanya, kalau bang Umar niat untuk menganiaya beliau pasti beliau tidak sempat untuk datang ke Polda membuka laporan Polisi, pasti babak belur, pasti beliau mungkin di rumah sakit,” jelasnya.

Terkait laporan dugaan penganiayaan oleh Arif Rahman ke pihak kepolisian, Fatah menyatakan pihaknya menghargai laporan tersebut. 

“Kita hargai itu hak beliau, kita juga punya hak. Kita juga sudah buka laporan polisi. Sama-sama kita berproses, kita serahkan semuanya kepada teman-teman penyidik Polda Metro Jaya,” ujarnya.

Kronologi Arif Rahman Diduga Lakukan Penganiayaan terhadap Hermawan Ngabalin

Dalam keterangan awal, Fatah menjelaskan kronologi kedatangan Umar Kei ke Menara Kadin yang saat itu didampingi Hermawan Ngabalin bersama beberapa rekannya. 

Untuk diketahui, Herman Ngabalin juga membuat laporan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan tindak pidana penganiayaan oleh Arif Rahman dan orang suruhannya pada Senin malam, 16 September 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.

“Laporan yang kami buat ini terkait dengan kejadian yang terjadi pada Senin malam di Kantor Kadin Pusat. Saya jelaskan bahwa pada malam itu, beliau ini (Hermawan Ngabalin) mendampingi bang Umar Kei datang ke Kantor Kadin Pusat karena ditelepon oleh bang Topan. Maka Umar Kei datang bersama istri dan anaknya yang masih bayi usia belum genap satu bulan. Nah karena beliau dengan istri mau keluar, maka didampingi oleh korban dan beberapa teman,” kata Fatah. 

Kronologi Umar Kei Mediasi dan Bantu Kontrak Kerja Security

Setelah Umar Kei dan rombongan tiba di Kantor Kadin langsung bertemu dengan Topan yang meminta konfirmasi kalau ada orang berkulit hitam di kantor Kadin. Topan menanyakan perihal orang-orang tersebut apakah suruhannya Umar Kei.

“Jadi bang Umar datang kesana untuk memastikan, ternyata sampai disana bukan orang beliau, mereka adalah security dan beberapa orang timur. Bang Umar mempertanyakan apa masalahnya ke security sehingga mereka kumpul disitu yang membuat pemilik gedung agak tidak nyaman, sehingga komunikasi dengan mereka lalu menyampaikan ada dualisme kepengurusan Kadin, kami ini khawatir kalau kontrak kami diputus padahal kontrak berakhir di tahun 2025,” jelas Fatah menirukan percakapan Umar Kei dan security di Menara Kadin.

Mendengar penjelasan security yang meminta kontrak kerjanya tidak diputus sepihak, Umar Kei kemudian berniat untuk membantu menyampaikan hal itu kepada pengelola gedung. Saat itu juga, Umar Kei ke lantai 29 bertemu dengan Topan agar petugas keamanan yang juga beberapa diantaranya berasal dari Indonesia Timur.

“Bang Umar menyampaikan ke Pak Topan kalau itu anak-anak timur, orang-orang kita juga. Mereka punya piring makan (kebutuhan hidup) ada disini dan kontrak mereka katanya sampai dengan 2025. ‘Mohon abang pertimbangkan agar kontrak mereka jangan diputus, agar mereka bisa bekerja sampai kontrak itu selesai’” tambahnya.

Menurut Fatah, permintaan Umar Kei yang berniat membantu security dipenuhi oleh Topan bahkan menjamin dibantu kontraknya hingga tahun 2026.

“Setelah itu Bang umar kembali ketemu dengan security lalu menyampaikan itu dan mereka sepakat, sudah dapat titik temunya, selesai masalah itu. Kemudian tiba-tiba datang pak Arif Rahman dan teman-temannya. Informasi yang disampaikan korban, Arif Rahman bawa rombongan sekitar 50 orang lalu ikut nimbrung dalam pertemuan itu,” tuturnya.

“Buktinya ada di video dan mungkin bisa dicek di CCTV gedung, itu jelas sekali bahwa bang Umar tampil disitu sebagai pihak yang mencoba mencari solusi antara pihak security dengan pihak pengelola gedung,” lanjutnya”.

Oleh karena itu, Fatah memastikan insiden yang terjadi tidak ada hubungannya dengan persoalan dualisme di internal organisasi Kadin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.